Bismillahirohmanirohim...(dengan menyebut nama Allah yang
maha pengasih lagi maha penyayang)
Asslamualikum..wr...wr...
Senang rasanya Ibu ditakdirkan oleh Allah bisa bertemu dengan
gadis yang saat ini mulai mekar sepertimu de’^_^,, semoga keberkahan Allah
selalu tercurah kepadamu.,,semoga keimanan selalu menerangi hati dan
hari-harimu, dan semoga suatu hari kelak kau menjadi apa yang selama ini kau
cita-citakan..
Ira gadis cantik yang sholelah, Ibu memang tidak pernah
mengalami apa yang kau rasakan de’ betapa beratnya menjalani hidup dengan
takdir ayah dan ibu yang disaat kita masih membutuhkan kasih sayang mereka
secara bersama, namun kenyataannya harus mendapatkan salah satunya saja...tapi
begitulah hidup ini, itulah warnanya..., ia akan memiliki sebuah warna yang
sangat indah jika Ira memandang semua yang terjadi di kehidupan Ira dapat
menjadikan Ira tumbuh menjadi gadis yang tangguh dibandingkan dengan
anak”mami”..,menjadikan Ira menjadi lebih dewasa dan menjadi contoh yang
terlihat tegar didepan semuanya. Ada sebuah kutipan kata-kata bijaksana , “
ketika aku meminta sebuah bunga yang cantik, Allah memberiku katus berduri
tajam, ketika Aku meminta sebuah binatang yang lucu, Allah memberiku sebuah
Ulat berbulu,,, Allah selalu memberi apa yg kita butuhkan bukan apa yang kita
inginkan..Ibu sangat yakin ketika Ira masih dalam perut Ibunda pasti Ira tidak
memesan kepada Allah untuk dilahirkan di sebuah keluarga yang kaya, terkenal,
yang selamanya akan hidup berdampingan, damai dan tentram..., tapi Allah memilih
seorang Ira tidakdirkan lahir dari seorang ayah dan Ibu yang akhirnya harus
berpisah... Allah memilih Ira karena
Allah yakin sayang.. kalau Ira akan sanggup mejalani apa yang telah
Allah takdirkan untuk Ira, jadi bukan Allah tidak sayang dengan Ira...,,
Ini Adalah salah satu catatan dari seorang yang juga memiliki
takdir hidup yang sama dengan Ira....catatan ini hanya sebagian kecil dari
catatan –catatan yang ibu temukan dari orang-orang yang memiliki kesamaan nasib
sepertimu sayang..
Ku sadari,
bukan hal mudah menjalani peran sebagai anak korban broken home. Hingga
kemudian, saat kaki ini mulai terasa lelah menapak alur skenario hidup, dalam
pemberhentianku di antara terik untuk sejenak mengusap peluh, aku belajar
menatap titah hidupku dari perspektif lain, pada sudut pandang yang nampak
terang, tanpa bayang kabut yang menghijabi kebeningan hati.
Meskipun,
Broken home menjadikan aku pincang tanpa seorang ayah, buta dan
tuli tanpa kesempurnaan cinta seorang ibu.
Tapi…
Broken home mengajariku, tentang bagaimana aku harus memanage
konsep ikhlas dalam penerimaan terhadap titahNya. Menerima kehilangan sebagai
bentuk proses penempaanku untuk belajar mandiri menghadapi dinamika hidup,
tidak terlalu bergantung pada sosok seorang ayah. Broken home menuntunku untuk
semakin mendekat dengan ruang kesabaran dan membuka kesadaranku bahwa keluh
tidaklah mampu meringankan beban yang menindih pundak. Hanya dengan mendekat,
bercakap dan memohon pada-Nya kedamaian hati itu aku dapat.
Broken home… menjadi penyemangat dalam kesungguhanku menggapai
mimpi, terus menanamkan sugesti bahwa kesuksesan tak kan mampu aku genggam
tanpa kesungguhan dan tak pernah membiarkan kesemangatan ini meredup, terus
menyala dalam pengharapan akan masa depan yang lebih baik.
Broken home menjadi cambuk pelecut, atas pemetaan masa depanku
tentang bagaimana aku harus mulai mempersiapkan diri agar kelak keluargaku tak
terurai seperti kedua orang tuaku. Menuntunku untuk senantiasa berbenah menjadi
manusia berkualitas agar kelak menjadi seorang ibu shalihah yang mampu mendidik
anak-anakku dengan cinta dan berjalan seiring dengan suami membentuk keluarga
harmonis yang dekat dengan Rabbnya.
Broken home memproteksi hatiku, mematikan rasa agar senantiasa
terjaga kesuciannya, tak tersentuh oleh sosok yang tak semestinya dan
menanggalkan pengharapan dalam penantian yang keliru. Karena hanya Allah, Allah
sang pemilik hati. Dia yang akan menentukan pada siapa esok hati ini akan
tertaut membentuk ikatan suci.
Menjadi anak
korban broken home karena Allah
mencintaiku lebih dari yang lain, Allah menginginkan aku tumbuh menjadi
individu tangguh yang senantiasa dekat denganNya.
Menjadi anak
korban broken home? Kenapa
harus menangis (lagi)??!
Jadilah sosok pribadi yang kuat, berubahlah untuk
maju, Tebarkanlah benih cinta,kasih sayang dan kebaikan,hindari apa yg harus
kita hindari,lakukan apa yg seharusnya kita lakukan dan lihat rasakan apa yg
terjadi setelah itu, Dan setelah itu serahkan semuanya kepada Allah s.w.t
Sangat besar
harapan Ibu, Ira bisa memiliki sebuah pemikiran yang sama seperti dari sebuah
catatan seseorang yang barusan kau baca sayang..
Ira yang
Lembut hatinya, Seorang gadis yang nantinya akan menjadi seorang Ibu... jadikan
pengalaman hidup yang engkau dapatkan ini menjadikan dirimu menjadi sesosok Ibu
yang tidak akan mengulangi apa yang Engkau pernah rasakan sekarang, berusahalah
sekuat tenaga untuk mempertahankan keutuhan rumah tanggamu kelak de’ Doa Ibu
selalu ada untuk mu sayang...^_^
De’ Ibu
Menghadihkanmu sebuah Al-Quran ini untuk menjadi temanmu sayang, karena kau
akan mengdapatkan ketenagan dan ketentraman hati jika membacanya, jika sekarang
Ira belum bisa membaca Al-Quran.., Bacalah Artinya saja dulu, sambil belajar
membaca huruf Hijaiah...Ira sholehah, jangan jadikan apa yang telah Allah
takdirkan untuk hidupmu menjadikan engkau harus melampiaskannya dengan
melakukan hal-hal yang tidak baik ya Sayang...pandai –pandailah dalam beteman
dan bergaul, jagalah ucapan dan tingkahlaku... Ibu merharap sekali, suatu hari
nanti ketika ibu ditakdirkan bertemu dengan Ira, Ibu melihat Ira mengunakan
Jilbab dan menjadi seorang gadis yang lebih sholehah dari sekarang.....
Amiinn...jika ada yang Ira ingin tanyakan dan keluhkan Ibu dengan tangan
terbuka siap mendengarkan apa yang Ira rasakan dan ceritakan
Selamat
menjadi Ira yang lebih Baik Sayang....
Wassalamualikum..wr..wb...
Samarinda,
15 November 2012 ,,21: 50
Mar'atul Muti'ah,sebuah memori tentang PPL
Mar'atul Muti'ah,sebuah memori tentang PPL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar